Perilaku Biker Ibukota

Akhirnya setelah 2 minggu penuh ngga bisa berkutik dan hanya sesekali melongok beberapa blog teman2 yang biasa saya kunjungi akhirnya sabtu ini bisa posting, meski ngga penting hehehehe.

Posting weekend ini saya buat atas dasar keprihatinan terhadap perilaku berkendara khususnya pengendara sepeda motor. Meski saya saya juga pengendara roda dua belum genap setahun (sebelumnya saya bertahan pakai roda empat sampai akhirnya stress dengan kemacetan yang semakin menjadi dan memaksa saya beralih ke kendaraan roda dua) namun tidak menahan saya untuk membuat kritikan terhadap perilaku sebagian besar pengendara ini, termasuk saya sendiri tentunya hehehehe.

Kalau kita amati keseharian di jalanan ibukota ini, dominasi kendaraan roda di jalanan semakin terasa. Mungkin ini dikarenakan beberapa hal, yang pertama pastilah soal efisiensi waktu di jalanan, karena dengan menggunakan moda angkutan ini kecepatan akses dari satu titik ke titik lain menjadi lebih singkat. Kalau tetap bertahan dengan moda angkutan mobil dengan kemacetan yang semakin parah akhir2 ini maka waktu yang terbuang dijalanan semakin banyak, stress meningkat dan pemborosan bahan bakar pastinya. Ini setidaknya yang saya rasakan waktu masih mengendarai mobil.

Kedua, faktor kredit mendorong sebagian orang meninggalkan angkutan umum dan beralih untuk mengambil sepeda motor sebagai sarana transportasinya, dengan perhitungan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan bakar serta perawatan sepeda motor kalau dihitung2 lebih kecil daripada pengeluaran untuk naik angkutan umum.

Ketiga, bisa jadi bahwa naik sepeda motor meningkatkan gengsi seseorang, dari yang tadinya ga punya properti berupa kendaraan sekarang jadi punya, atau yang tadinya naik mobil kemudian membeli motor kelas hi end untuk ngantor juga menjadi prestige sendiri.

Namun dengan semakin banyaknya pengendara motor di jalanan, menimbulkan dampak sampingan yang beragam. Di sini yang saya sorot adalah dampak negatifnya saja. Dampak negatif itu yang paling menonjol adalah perilaku berkendara yang memprihatinkan. Apa sebab dari perilaku yang memprihatinkan ini? Yang paling utama adalah bahwa edukasi tentang berperilaku di jalanan menggunakan kendaraan bermotor belum ada, Kenapa saya bilang belum ada? Siapakah yang tahu bahwa SIM yang didapatkan pengendara kendaraan bermotor diperoleh dengan menempuh jalur resmi??? ada separuh, seperempatnya atau kah kurang dari itu? Padahal memperoleh SIM dengan cara yang resmi merupakan sebuah bentuk edukasi awal membentuk perilaku berkendara yang baik. Namun sayangnya itu tidak banyak disadari sebagian besar kita. Saya sendiripun tidak bis sepenuhnya menyalahkan masyarakat yang ingin memperoleh SIM dengan cara pintas langsung jadi, karena tidak mungkin kalau kesempatan itu tidak terbuka dan dilakukan oleh oknum2 petugas samsat.

Berikutnya, berapa banyak lembaga yang meyelenggarakan pendidikan/kursus/workshop tentang safety riding, dan berapa banyakkah animo masyarakat yang ingin mengikutinya? Saya yakin hanya sebagian kecil saja yang berminat. Jangankan yang berbayar, yang diberikan secara gratis saja banyak yang nggak berminat apalagi mesti pakek bayar segala kekekekeke Umumnya orang tidak merasa itu penting, mengendarai kendaraan bermotor dijalanan akan bisa dipelajari dengan sendirinya ketika berada di jalanan. Merasa bahwa mereka sudah bisa, sudah pinter, sudah tahu seluk beluk peraturan, sudah punya kendaraan yang mau dikendarai titik habis perkara. Tapi semudah itukah?

Coba kita amati saja (di sini kita membahas tentang pengendara roda dua) bagaimana perilaku pengendara roda dua khususnya di ibukota ini? saling sodok, berjalan melawan arus, naik trotoar yang dikhususkan buat pejalan kaki, menerobos lalu lintas adalah pemandangan yang sangat biasa dan sering kita temui. Tidak jarang kejadian senggolan sampai kecelakaan fatal, akibat saling serobot, pepet dan mengambil jalur orang secara sembarangan. Kalau sudah begitu paling2 terjadi keributan, masih mending kalau cuma ribut sesaat, kalau sampai fatal atau bahkan membawa korban jiwa gimana?

Hal-hal kecil tetapi penting juga sering diabaikan, contohnya kaca spion. Meski kelihatannya sepele, namun benda ini dipasang bukan tidak ada gunanya, tetapi justru penting. Banyak yang mengganti kaca spion standart dengan kaca spion super mungil, atau model tekuan yang bisa disembunyikan di bawah stang motor dengan alasan kaca spion standar bikin motor ga gaul. Lantas apa gunanya kaca spion ini kalau begitu? Bukankah kaca spion dipasang untuk memudahkan pengendara memantau situasi di belakang sehingga bisa melakukan manuver yang aman, misalnya pindah jalur atau mendahului kendaraan di depan.

Sering kita lihat para pengendara motor berpindah jalur tanpa mengindahkan situasi di belakangnya, keluar dari kerumunan kemacetan tanpa melihat dan peduli bahwa di belakang juga ada pengendara lain yang sedang melaju dan jaraknya sangat dekat. Tabrak belakang bukan hal yang mustahil.

Coba pengendara motor itu disuruh belajar nyetir mobil terus mobilnya spionnya dicopot, kira-kira gelagapan ngga membawa mobil tanpa kaca spion? Ibaratnya jadi seperti “Si Buta dari Goa hantu” kan. Sebenarnya ada tip yang sangat sederhana bagi pengendara motor dalam memanfaatkan kaca spion tapi dibutuhkan disiplin dan jadikan sebagai kebiasaan. Kalau mau melihat kaca spion tidak perlu menoleh ke arah kaca spion, tetapi cukup kita meliriknya sesekali sehingga tidak mengganggu konsentrasi kita terhadap situasi jalanan di depan kita. Tips ini saya praktekkan dari cara melirik spion di mobil dan ini sangat efektif sekali.

Dari beberapa uraian saya di atas, saya berharap bahwa kesadaran para pengguna/pemakai/pengendara kendaraan bermotor di jalanan semakin meningkat sehingga perilaku memprihatinkan yang selama ini masih sangat tinggi sedikit sedikit bisa kurangi, sehingga membawa manfaat banyak orang dengan menekan angka kecelakaan. Semoga.

2 Tanggapan

  1. Iya, lebih baik mengedepankan safety riding.

  2. Nah masalahnya kebanyakan orang itu sudah mengerti safety riding mas, cuma dalam prakteknya nol besar hehehehe

    No safety no riding, no money just kidding hihihi

Tinggalkan komentar