Melihat Kecelakaan Lalu Lintas Di Depan Mata

Pagi ini ketika saya berangkat kerja, mendapati kejadian kecelakaan lalu lintas mengenaskan sampai dua kali. Kecelakaan pertama terjadi di perempatan Pangkalan Jati Kalimalang, persis di depan mata saya. Penyebabnya karena kesalahan pengendara itu sendiri, menerobos lampu merah. Gampang dibayangkan, ketika salah satu pengendara menerobas lampu merah, sementara di sisi lain pengendara kurang sabar menunggu lampu hijau dan maju….gubraaaaaakkk….benturan keras pun terjadi dan pengendara terpental dari motornya. Keduanya sama2 terkapar, sama2 cidera itu sudah pasti karena suara benturannya cukup keras. Pengendara Suzuki Shogun yang ketabrak kelihatannya tidak begitu serius cideranya, sementara pengendara motor yang satunya (motornya saya tidak tahu, yg jelas bebek) karena mental dan terpelanting cukup keras, sepertinya cidera cukup serius.

Kecelakaan kedua terjadi tidak jauh dari situ, kira2 hanya berjarak sekitar 300an meter, melibatkan pengendara motor Honda Supra dan Honda Vario. Saya tidak melihat langsung kejadiannya, namun baru beberapa saat terjadi, Yang saya lihat salah satu pengendaranya tidak mampu bangun, dan sedang ditolong orang2 yang berada disekitar kejadian. Honda Vario garpu depannya sampai melesak ke belakang, menandakan benturan keras yang terjadi. Lalu lintas pun seketika macet karena orang2 pada berhenti menonton kejadian tersebut.

Mungkin kecelakaan seperti ini sering terjadi dan kebanyakan penyebabnya human error (baca kelalaian pengendara itu sendiri), entah menerobos lampu merah, mengambil jalur orang lain, memotong jalur orang dengan semena-mena, melawan arus dan masih banyak hal-hal bodoh yang sebenarnya bisa dihindari kalau kita mau sedikit lebih disiplin. Jarang sekali kecelakaan yang disebabkan oleh mal fungsi dari kendaraan semisal rem blong, ban meletus atau rantai putus.

Yang lebih memprihatinkan, para “preman jalanan” ini bukan hanya didominasi anak2 muda yang lagi doyan ngebut, justru bapak2 yang udah bangkotan bin karatan aja juga sangat jamak melakukan pelanggaran. Sebelum kecelakaan di Pangkalan Jati tadi, saaat saya sedang menunggu lampu hijau menyala, seorang bapak2 bangkotan berusaha menerobos lampu merah, padahal saat itu pengendara dari sisi kiri yang mau lurus ke arah pondok bambu sedang ramai, meskipun bisa lolos tanpa insiden, tetapi perbuatan ini mencerminkan betapa bobroknya mental para pengendara sepeda motor di ibukota ini.

Lalu apakah kita akan tetap meneruskan mental sontoloyo seperti ini, ingat di rumah kita masih ditunggu oleh keluarga kita, orang-orang yang mencintai kita, berusahalah berkendara di jalan dengan lebih tertib untuk menghindari kecelakaan lalu lintas yang sebenarnya bisa kita cegah. Terakhir berdoalah memohon keselamatan, karena menurut pengalaman pribadi saya, dengan berdoa otomatis akan membuat kita lebih sadar dan berhati2 serta waspada selama melakukan perjalanan.